Proses penuaan dan menjadi lemah sebenarnya akan memusatkan pikiran kita kepada Allah. Kita bisa belajar memusatkan pandangan kepada Nya dan pada fakta - fakta yang tidak kelihatan; kita belajar membedakan antara hal - hal yang kekal dan hal - hal yang fana. Kita ditarik oleh kasih Allah untuk mengarahkan kasih kepada hal - hal yang diatas dan bukan hal - hal duniawi.
Karena itu kita memusatkan pandangan pada hal yang tidak terlihatkan (ayat 18). Pandangan harus melampaui kelemahan kita saat ini, dan mengarahkannya kepada keberadaan kita, nanti makhluk - makhluk agung, yang memancarkan kecantikan yang bersinar dan energi yang tak terhingga!
Sebab itu kami "tidak tawar hati" (ayat 16). Kita dapat "bekerja sama" dengan penderitaan kita dan terus melayani, berdoa, mengasihi, bersikap peduli hingga akhir hidup kita. Kita dapat memiliki karakter yang kuat meskipun kemanusiaan kita lemah; kita dapat menunjukan ketabahan dan kasih bagi orang lain di tengah kegelisahan kita. Meskipunn kita memiliki kesulitan sementara, kita dapat terus melangkah maju, karena kita telah memandang secerah kemuliaan yang jauh melebihi semuanya itu. Jangan takut menjadi tua dan lemah, asal selalu dekat Tuhan dan taat padaNya kita akan menikmati hidup bersamaNya.