Sebuah jawaban yang benar akan menjadi berharga jika diberikan kepada pertanyaan yang murni. Yang jadi masalah seringkali pertanyaan dipakai bukan untuk memperoleh jawaban, tetapi sebagai pancingan untuk beradu argumentasi. Ya.. seolah gelas yang penuh dengan pemikiran yang "idealis" masih membutuhkan atau bisa diisi dengan "aliran" pemikiran yang lain. Mubazir. Percuma. Usaha menjaring angin. Pendapat saya dialog bagus, tetapi kalau ujung-ujungnya debat kusir mendingan dihindari.
.
Dalam Yakobus 1:21, seharusnya Firman diterima dengan lemah lembut, tertanam "di tanah hati yang subur" bukan di hati yang panas. Seorang pengajar juga demikian, semuanya dikerjakan dengan dasar kasih.
.
? Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, (2Tim.2:23-25)
.
Jika bagimu Firman Tuhan sangat berharga, jangan pernah seperti melemparkan emas ke kubangan lumpur.